Ditulis oleh Jim Clark pada 03-01-2009
Halaman
ini mengenalkan spektrum emisi atom hidrogen, menunjukkan bagaimana
spektrum ini muncul akibat perpindahan elektron diantara tingkat-tingkat
energi dalam atom. Bagian ini juga membahas bagaimana spektrum dapat
digunakan untuk menentukan energi ionisasi hidrogen.
Apakah yang dimaksud dengan spektrum emisi?
Mengamati spektrum emisi hidrogen
Tabung
sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada
tekanan rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda
melewatkan tegangan tinggi (katakanlah, 5000 volt), tabung akan
menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang.
Jika sinar
tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah
menjadi beberapa warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan sebagian
kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat
oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-violet.
Pada
foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda,
dan sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada
daerah tampak (visible) dari spektrum. (mengabaikan "pengotor" −
biasanya berada di sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh cacat
pada saat foto diambil. Lihat catatan di bawah)
Memperlebar spektrum emisi hidrogen hingga UV dan IR
Ada
lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat anda
lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola
garis-garis pada daerah ultra-violet dan infra-merah spektrum dengan
baik.
Hal ini memunculkan sejumlah "deret" garis yang dinamakan
dengan nama penemunya. Gambar di bawah menunjukkan tiga dari deret garis
tersebut, deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan
terletak di sebelah kiri deret Paschen.
Gambar tersebut cukup
rumit, sehingga kita akan membahasnya sedikit saja. Pertama lihat deret
Lyman pada sebelah kanan gambar − deret ini paling lebar dan paling
mudah diamati.
Deret
Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa
garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya,
garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu,
terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap pada
ujung kanan tiap spektrum.
Kemudian pada titik tertentu, disebut sebagai
deret limit (limit series), deret terhenti.
Jika
anda melihat deret Balmer atau Paschen, anda akan melihat polanya sama,
tetapi deretnya menjadi makin dekat. Pada deret Balmer, perhatikan
posisi tiga garis yang tampak pada foto di bagian atas.
Sesuatu yang mempersulit − frekuensi dan panjang gelombang
Anda
akan sering mendapatkan spektrum hidrogen dinyatakan dengan panjang
gelombang sinar bukan frekuensi. Sayangnya, karena hubungan matematika
antara frekuensi sinar dan panjang gelombangnya, anda mendapatkan dua
gambaran spektrum yang sangat berbeda jika mengalurkannya terhadap
frekuensi atau panjang gelombang.
Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
Hubungan matematisnya:
Pengaturan ulang persamaan tersebut akan menghasilkan persamaan baik untuk panjang gelombang maupun frekuensi.
Apakah
ini berarti ada hubungan kebalikan antara keduanya − frekuensi yang
tinggi berarti panjang gelombangnya rendah dan sebaliknya.< /p>
Menggambarkan spektrum hidrogen berdasarkan panjang gelombang
Seperti inilah spektrum yang terlihat jika anda mengalurkannya berdasarkan panjang gelombang bukan frekuensi:
dan, hanya untuk mengingatkan anda bahwa spektrum berdasarkan frekuensi akan tampak seperti ini:
Apakah ini membingungkan? baik, menurut saya ini sangat membingungkan! Jadi apa yang anda lakukan dengan hal ini?
Untuk
halaman berikutnya saya hanya akan memperlihatkan spektrum yang
dialurkan terhadap frekuensi, karena lebih mudah untuk menghubungkannya
dengan apa yang terjadi dalam atom. Hati-hati, spektrum akan terlihat
berbeda tergantung pada bagaimana spektrum tersebut dialurkan, tetapi,
selain itu, abaikan versi panjang gelombang, kecuali pengujimu
menghendakinya. Jika anda mencoba untuk mengetahui kedua versi, anda
hanya akan mendapatkan sesuatu yang membingungkan!
Menjelaskan spektrum emisi hidrogen
Persamaan Balmer dan Rydberg
Dengan
sedikit pengetahuan matematika yang mengagumkan, pada 1885 Balmer
memberikan rumus sederhana untuk memperkirakan panjang gelombang dari
beberapa garis yang sekarang kita kenal dengan deret Balmer. Tiga tahun
berikutnya, Rydberg membuat rumus yang lebih umum sehingga dapat
diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada
spektrum emisi hidrogen.
Rydberg memberikan rumus:
R
H merupakan konstanta yang disebut dengan
konstanta Rydberg.
n
1 dan n
2 merupakan bilangan bulat (seluruh angka). n
2 lebih besar daripada n
1. Dengan kata lain, jika n
1, katakanlah 2, maka n
2 dapat berupa seluruh angka antara 3 dan tak hingga.
Berbagai
kombinasi angka dapat anda masukkan ke dalam rumus, sehingga anda dapat
menghitung panjang gelombang dari suatu garis pada spektrum emisi
hidrogen − dan terdapat kesamaan antara panjang gelombang yang anda
dapatkan dengan menggunakan rumus ini dengan yang diperoleh dari hasil
analisis spektrum aslinya.
Anda dapat juga menggunakan versi yang
dimodifikasi dari persamaan Rydberg untuk menghitung frekuensi
masing-masing garis. Persamaan yang dimodifikasi dapat anda peroleh dari
persamaan sebelumnya dan rumus panjang gelombang dan frekuensi pada
bagian sebelumnya.
Asal usul spektrum emisi hidrogen
Garis-garis
pada spektrum emisi hidrogen membentuk pola yang umum dan dapat
ditunjukkan dengan persamaan yang (relatif) sederhana. Masing-masing
garis dapat dihitung dari kombinasi angka-angka sederhana.
Mengapa hidrogen mengemisikan sinar ketika tereksitasi dengan adanya tegangan tinggi dan apa arti dari semua angka-angka itu?
Ketika
tak ada yang mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada tingkat energi
pertama − tingkat yang paling dekat dengan inti. Tetapi jika anda
memberikan energi pada atom, elektron akan tereksitasi ke tingkat energi
yang lebih tinggi − atau bahkan dilepaskan dari atom.
Tegangan
tinggi pada tabung sinar hidrogen menyediakan energi tersebut. Molekul
hidrogen awalnya pecah menjadi atom-atom hidrogen (oleh karena itu
disebut spektrum emisi atom hidrogen) dan elektron kemudian berpromosi
ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Misalkan suatu elektron
tereksitesi ke tingkat energi ketiga. Elektron akan cenderung melepaskan
energi lagi dengan kembali ke tingkat yang lebih rendah. Hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara yang berbeda.
Elektron dapat turun,
kembali lagi ke tingkat pertama, atau turun ke tingkat kedua − dan
kemudian, pada lompatan kedua, turun ke tingkat pertama.
Mengikat suatu elektron untuk melompat ke garis tertentu pada spektrum
Jika
suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, akan melepaskan
energi yang sama dengan beda energi antara dua tingkat tersebut. Energi
yang diperoleh dari lepasnya elektron ini muncul sebagai sinar (dimana
"sinar" tersebut termasuk dalam daerah UV dan IR juga tampak (visible)).
Masing-masing frekuensi sinar dihubungkan dengan energi melalui persamaan:
Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi.
Jika
suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar merah.
Inilah asal-usul garis merah pada spektrum hidrogen. Dengan menghitung
frekuensi sinar merah, anda dapat menghitung energinya. Energi itu harus
sama dengan beda energi antara tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom
hidrogen.
Persamaan terakhir dapat ditulis ulang sebagai beda energi antara dua tingkat elektron.
Turunnya
elektron yang menghasilkan energi terbesar akan memberikan garis
frekuensi tertinggi. Turunnya elektron dengan energi terbesar adalah
dari tingkat tak hingga ke tingkat-1 (tentang tingkat tak hingga akan
dijelaskan nanti)
Beberapa gambar berikut terdiri dari dua bagian − dengan tingkat energi pada bagian atas dan spektrum pada bagian bawah.
Jika
elektron turun dari tingkat 6, penurunannya lebih sedikit, sehingga
frekuensinya akan lebih kecil. (dikarenakan skala pada gambar, tidak
mungkin menggambarkan semua lompatan yang melibatkan semua tingkat
antara 7 dan tak hingga!)
…dan
jika anda mengamati lompatan ke tingkat-1 yang lain anda akan
mendapatkan seluruh deret Lyman. Jarak antar garis pada spektrum
menggambarkan jarak perubahan tingkat energi.
Jika
anda melakukan hal yang sama untuk lompatan menurun ke tingkat 2, anda
mendapatkan garis dari deret Balmer. Perbedaan energinya lebih kecil
dari deret Lyman, sehingga frekuensi yang dihasilkan juga lebih rendah.
Deret
Paschen diperoleh dari lompatan menurun ke tingkat-3, tetapi gambarnya
akan sangat kacau jika saya memasukkan semuanya – karena itu tidak
disebutkan deret lain untuk lompatan menurun ke tingkat-4,
tingkat-5, dan seterusnya.
Arti angka −angka pada persamaan Rydberg
n
1 dan n
2 pada persamaan Rydberg merupakan tingkat energi sederhana pada setiap lompatan yang menghasilkan garis yang khas pada spektrum.
Sebagai contoh, pada deret Lyman, n
1 selalu 1. Elektron yang turun ke tingkat 1 menghasilkan garis pada deret Lyman. Untuk deret Balmer, n
1 selalu 2, karena elektron turun ke tingkat-2.
n
2
merupakan tingkat asal lompatan. Kita telah menyebutkan bahwa garis
merah merupakan hasil dari turunnya elektron dari tingkat-3 ke
tingkat-2. Pada contoh ini, n
2 sama dengan 3.
Arti tingkat tak hingga
Tingkat
tak hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu
elektron atom hidrogen. Jadi, apa yang terjadi jika elektron melampaui
energi itu?
Elektron bukan lagi bagian dari atom. Tingkat tak
hingga menunjukkan titik dimana ionisasi atom terjadi untuk membentuk
ion bermuatan positif.
Menggunakan spektrum untuk menentukan energi ionisasi
Ketika
tak ada energi tambahan yang diberikan, elektron hidrogen berada pada
tingkat-1. Dikenal sebagai keadaan dasar (ground state). Jika anda
memberikan energi yang cukup untuk memindahkan elektron hingga ke
tingkat tak hingga, anda telah mengionkan hidrogen.
Energi ionisasi
tiap elektron
dihitung dari jarak antara tingkat-1 dan tingkat tak hingga. Jika anda
melihat kembali beberapa gambar terakhir, anda akan mendapatkan bahwa
energi lompatannya menghasilkan limit deret dari deret Lyman.
Jika
anda dapat menentukan frekuensi dari limit deret Lyman, anda dapat
menggunakannya untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk memindahkan
elektron suatu atom dari tingkat-1 ke titik ionisasi. Dari hal
tersebut, anda dapat menghitung energi ionisasi per mol atom.
Masalahnya
adalah frekuensi limit deret agak sulit ditentukan secara akurat dari
spektrum karena pada daerah limit garis-garisnya rapat sehingga spektrum
terlihat seperti kontinu.
Menentukan frekuensi limit deret secara grafik
Berikut
ini merupakan daftar frekuensi dari tujuh garis yang jarak garisnya
paling lebar pada deret Lyman, jika anda bergerak dari satu garis ke
garis berikutnya akan terjadi kenaikan frekuensi.
Dengan makin dekatnya garis, jelas peningkatan frekuensi berkurang. Pada limit deret, beda antar garis akan mendeketi nol.
Itu
artinya jika anda mengalurkan kenaikan frekuensi terhadap frekuensi
aktual, anda dapat mengekstrapolasikan (kontinu) kurva pada titik dimana
kenaikannya menjadi nol. Itu akan menjadi frekuensi limit deret.
Faktanya
anda dapat mengalurkan grafik dari data pada tabel di atas. Perbedaan
frekuensi berhubungan dengan dua frekuensi. Sebagai contoh, angka 0,457
diperoleh dengan mengurangkan 2,467 dari 2,924. Sehingga yang manakah
dari dua nilai ini yang anda alurkan terhadap 0,457?
Hal ini tak
masalah, selama anda selalu konsisten − dengan kata lain, anda selalu
mengalurkan perbedaan frekuensi terhadap salah satu dari angka yang
lebih tinggi atau yang lebih rendah. Pada titik yang akan anda amati
(dimana perbedaannya nol), nilai kedua frekuensi sama.
Sebagaimana
yang anda lihat pada grafik di bawah. Dengan mengalurkan kedua kurva
yang mungkin pada grafik yang sama, kurva akan lebih mudah
diekstrapolasikan. Kurva lebih sulit untuk diektrapolasikan dibandingkan
dengan garis lurus.
Kedua garis menunjukkan limit deret sekitar 3.28 x 10
15 Hz.
Jadi
sekarang kita akan menghitung energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron tunggal dari atom hidrogen. Ingat persamaan pada halaman
di atas:
Kita
dapat menentukan perbedaan energi antara keadaan dasar dan titik dimana
elektron meninggalkan atom melalui substitusi nilai frekuensi yang kita
dapatkan dan mencari nilai konstanta Planck dari buku.
Hasil
ini memberikan pada anda energi ionisasi untuk atom tunggal. Untuk
menentukan energi ionisasi yang normal, kita perlu mengalikannya dengan
banyaknya atom pada satu mol atom hidrogen (konstanta Avogadro) dan
kemudian membaginya dengan 1000 untuk mengubahnya menjadi kilojoule.